HATERS JULID! PEJABAT NEGARA PUN DIANCAM. 6 Pejabat Negara yang Terancam Bahaya Karena Haters

Salah satu resiko menjadi seorang pejabat negara adalah memiliki haters. Dan bukan hanya sekedar haters yang meninggalkan komen nyinyir di sosial media, namun juga melakukan ancaman atau bahkan tindak kekerasan pada para politikus. Penasaran siapa saja para pejabat tersebut? kali ini kita akan membahas tentang 6 pejabat negara yang pernah terancam bahaya karena haters
Barack Obama
Yang pertama ada mantan presiden kulit hitam AS pertama yakni Barack Obama. Pada tahun 2008 silam, Obama pernah mendapat ancaman pembunuhan dari Raymond H. Geisel di Miami, Florida. Geisel mengatakan Jika Obama terpilih menjadi presiden, ia akan membunuhnya. Atas perkataanya, Geisel kemudian menjadi terdakwa dalam kasus hukum. Tak hanya geisel,seorang pria New York juga mengancam akan menggantung mantan Presiden Barack Obama karena ras mereka. Dan sebagaimana dikutip dari New York Daily News, Sang pelaku, Stephen Taubert akhirnya dihukum empat tahun penjara setelah disidang di pengadilan federal pada Selasa, 7 Mei 2019.

Recep Tayyip Erdogan
Berikutnya ada  Presiden Turki yang pernah menjadi target para pemrotes di Bern. Dikutip dari AFP, para pemrotes ini menyerukan pembunuhan terhadap Erdogan pada Maret 2017 lalu. Selama demonstrasi di ibukota Swiss, yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok Kurdi, beberapa orang mengacungkan spanduk. Dalam atribut itu terdapat gambar senjata yang menunjuk ke arah Presiden Turki di samping kata-kata "Bunuh Erdogan". Turki kemudian memanggil duta besar Swiss untuk memprotes demonstrasi tersebut. Negeri Ataturk kemudian mengklaim bahwa aksi itu diselenggarakan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang menurut Ankara adalah kelompok teroris

Donald Trump
Terkenal dengan kontroversinya, Donald Trump beberapa kali mendapatkan ancaman pembunuhan dari seorang pria Connecticut. Pelaku mengirimkan surat kaleng serta apa yang dia klaim sebagai "Anthrax" namun ternyata hanya bedak bayi. Pada September 2018, pelaku menulis sebuah surat yang berisi bahwa ia, Gary Gravelle, adalah prajurit setia dari AKA yang datang untuk membunuh Donald Trump. Di waktu yang sama, Gravelle diduga mengirim email ancaman dan membuat panggilan mengatakan dia akan meledakkan bom di beberapa lokasi. Gary Gravelle akhirnya didakwa atas 16 dakwaan, termasuk membuat ancaman kepada presiden dan menyampaikan informasi palsu tentang bahan peledak.

Ilhan Omar
Anggota dewan Amerika Serikat ini ternyata juga pernah diancam hendak diserang dan dibunuh oleh seorang pria asal New York. Patrick W. Carlineo, Jr. dari Addison, New York mengancam akan membunuh Omar karena keyakinannya, menurut pengaduan kriminal. Awalnya, Carlineo mengklaim telah memberi tahu kantor Omar, "Jika leluhur kita masih hidup, mereka akan menembakkan peluru ke kepalanya." Ketika diinterogasi, Carlineo menjawab bahwa itu bukan apa yang dia katakan, menurut pernyataan tertulis. Dia kemudian mengakui kepada pihak berwenang bahwa dia mungkin mengatakan sesuatu seperti itu tetapi tidak yakin. Pada akhirnya, Carlineo disidang di hadapan hakim-hakim AS kemudian dihukum atas tindakannya pada April 2019.

Jair Bolsonaro
Presiden Brasil Bolsonaro sempat diserang saat dalam suasana pemilihan presiden. Bolsonaro kemudian dilarikan ke rumah sakit Santa Casa de Misericordia di Kota Juiz de Fora, sekitar 200 kilometer utara Rio de Janeiro, setelah ditikam oleh seorang pria yang berlari ke arahnya saat ia tengah diarak oleh kerumunan pendukungnya. Menurut anak laki-laki Bolsonaro, yakni flavio, luka yang dialami ayahnya tampak dangkal, tetapi kemudian ketika dibawa ke rumah sakit, kondisinya justru semakin kritis.Singkat cerita, Bolsonaro berhasil sembuh dari kritis dan memenangkan kontestasi politik yakni menjadi presiden negara itu hingga saat ini.

Joko Widodo
Presiden Indonesia ke 7 ini sudah berulang kali mendapat ancaman dari para hatersnya. Kasusnya yang terbaru adalah ancaman pemenggalan yang datang dari seorang pria berusia 25 tahun berinisial HS. Sebelumnya, ancaman itu dilontarkan HS saat tengah berunjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat 10 Mei lalu. Kepada penyidik, pemuda 25 tahun itu mengaku ucapan tersebut terlontar lantaran dirinya emosi. Akibat perbuatannya kini HS dan 2 wanita penyebar video berisi ancaman tersebut sedang menjalani proses hukum di pengadilan. nah itu tadi liputan tentang 6 pejabat negara yang pernah terancam bahaya karena haters.
TAG