SEGERA LARI JIKA GUNUNG INI SUDAH BERASAP!! 5 Gunung Berapi yang Membahayakan Umat Manusia

Di awal tahun 2019 ini masyarakat cukup dibuat cemas dengan aktifitas gunung anak  krakatau yang mengalami gempaan letusan kecil. Spereti yang kita tahu gunung ini  memiliki riwayat yang menyeramkan yang akan kita bahas lebih lanjut. Selain gunung anak krakatau tahukah kalian gunung berapi aktif yang akan sangat berbahaya bagi manusia jika meletus? berikut adalah 5 Gunung Berapi Aktif yang dapat membahayakan umat manusia
Gunung Vesuzius
Gunung Vesuvius di Italia menjadi "sosok" yang mengancam sejak meletus pada tahun 79 Masehi, mengubur seluruh Kota Pompeii dan segala sesuatu yang berada di sana. Kota ini pun hilang selama 1.600 tahun, sebelum akhirnya ditemukan kembali secara tidak sengaja. Selama 17.000 tahun terakhir, gunung berapi ini telah mengalami delapan kali letusan eksplosif yang diikuti oleh aliran piroklastik besar, menurut data Smithsonian Institute / USGS Global Volcanic Program. Sementara itu, letusan terakhir Gunung Vesuvius terjadi pada tahun 1944. Pemerintah Italia mengaku telah memiliki beberapa rencana untuk mengevakuasi warganya jika letusan serupa terjadi di masa depan karena statsunya yang masih aktiv. Sementara itu, sedikitnya enam juta orang tinggal di sekitar Gunung Vesuvius.

Gunung Novarupta
Terletak di Katmai National Park and Preserve, Alaska, Gunung Novarupta terbentuk pada tahun 1912 melalui letusan terbesar pada Abad ke-20. Abu dan material gunung bahkan dilaporkan setebal 30 kilometer kubik, membumbung tinggi di udara, menutupi langit Alaska dan sekitarnya. Dari letusan tersebut muncul aliran abu yang kuat dan membentuk Valley of Ten Thousand Smokes atau Lembah Sepuluh Ribu Asap. Meski wilayah di sekitar Gunung Novarupta tidak padat penduduk, namun letusan tahun 1912 itu menciptakan hujan abu sulfur di Alaska selatan dan sebagian Kanada. Setelah tiga hari, orang-orang di dekat Kodiak menderita sakit mata dan gangguan pernapasan, menurut USGS. Lebih dari puluhan gunung berapi aktif berada di bawah pengawasan ahli vulkanologi di Katmai, sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari bencana alam.

Gunung Rainer
Ada beberapa faktor yang membuat Gunung Rainier di Washington D.C., Amerika Serikat menjadi salah satu gunung berapi paling berbahaya di dunia. USGS menggaris bawahi ketinggian gunung, komposisi kimia, kedekatan dengan desa di Seattle dan Tacoma, serta kemampuan gunung dalam menghasilkan aliran piroklastik yang intens. Panas dari aliran lava Gunung Rainier berpotensi mencairkan salju dan es yang menyelimuti puncak hingga badan gunung dan menyebabkan aliran lahar yang dahsyat. Lahar tersebut adalah risiko terbesar yang ditimbulkan oleh letusan di Gunung Rainier, menurut USGS. Lebih dari dua juta orang akan terkena dampak letusan, menurut Global Volcanism Program

Gunung Anak Krakatau
Pada 1883, terjadi erupsi Krakatau yang menyebabkan tsunami setinggi antara lima hingga 35 meter. Tsunami itu mencapai jarak 800 kilometer dan membunuh lebih dari 36 ribu orang. Berdasarkan data dari Oregon State University, ketinggian Krakatau mencapai 813 meter. Itu adalah ketinggian tertinggi salah satu dari tiga corong gunung api yang membentuk Krakatau. Sementara Anak Krakatau, berdasarkan makalah ilmiah karya Indyo Pratomo yang terbit di , ketinggiannya kini telah mencapai lebih dari 300 meter di atas permukaan laut. Ada perbedaan tinggi sekitar 500 meter antara Anak Krakatau dan Krakatau saat ini. Hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau erupsi sejak Juni 2018. Erupsinya tidak besar. Namun diputuskan bahwa Statusnya Waspada (level 2) dengan Zona berbahaya di dalam radius 2 km. 

Gunung Tambora
erupsi Tambora di Dompu Nusa Tenggara Barat pada tahun 1815 menjadi salah satu letusan gunung berapi terdahsyat. Kala itu, tepatnya pada 10 April 1815, Gunung Tambora memuntahkan material lebih dari 150 miliar meter kubik. Bahkan, kuatnya letusan tersebut mengikis Gunung dari yang semula 4.200 meter diatas permukaan laut (mdpl) menjadi 2700 mdpl. Guncangan akibat letusan pun memunculkan kawah sedalam 1.100 meter dengan diameter seluas 6,2 kilometer. Kepulan asapnya pun konon mencapai 43 kilometer dengan abu vulkanik yang menyebar hingga ke Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Maluku. Gemuruhnya terdengar hingga Pulau Sumatera yang berjarak sekitar 2.600 kilometer dari Tambora. abu vulkanik yang membumbung tinggi di angkasa bahkan sampai memengaruhi iklim di seluruh dunia selama berbulan-bulan. Daratan Eropa dan Amerika Utara mengalami musim dingin lebih panjang. Bahkan di Australia dan Afrika Selatan, salju turun di musim panas, abu vulkanik memengaruhi penurunan suhu bumi. Akhirnya pada masa itu akibat letusan Gunung Tambora dunia mengalami 'A year without summer' atau tahun tanpa musim panas. akibat kondisi ini banyak tumbuhan dan hewan yang mati. Banyak petani gagal panen dan peternak merugi akibat hewan peliharaannya mati. Kelaparan pun merebak di mana-mana. Bahkan para korban yang selamat dan lolos dari keganasan letusan Gunung Tambora juga menderita luar biasa.  Setelah letusan dahsyat pada April 1815, tak pernah lagi terdengar amukan Gunung ini. Ttapi Tambora adalah gunung api yang masih sangat aktif. Akankah ia meletus hebat lagi? Semoga saja tidak. Nah itulah tadi liputan  tentang 5 Gunung Berapi Aktif yang dapat membahayakan umat manusia.  
TAG