BUKTI GUNUNG LAWU ANGKER!? MEREKA HILANG TANPA JEJAK!!

Bukan menjadi rahasia umum lagi kalau gunung adalah salah satu destinasi wisata, liburan, dan sarana menyalurkan hobi yang cukup populer. Tapi, sudah bukan menjadi hal yang baru juga jika banyak pendaki yang hilang dan tidak kunjung pulang setelah melakukan pendakian, layaknya 6 pendaki gunung ini yang sempat atau bahkan masih hilang dengan penuh misteri hingga saat ini.

Surya Ibrahim Dompas 


Pada tanggal 26 November 1989, Surya yang saat itu masih berusia 18 tahun bersama dengan 6 orang pendaki lainnya sesama grup pecinta alam SMAN 82 Jakarta berangkat pada dini hari pukul setengah satu dini hari. Mereka berjalan melalui Jalur Cibodas di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah pos yang kemudian membagi tim menjadi 2. Surya bersama 3 orang lainnya beristirahat di pos tersebut sebelum kembali mendaki ketika matahari telah terbit sedangkan 2 orang lainnya memutuskan untuk tetap mendaki. Tim yang mendaki duluan tersebut telah tiba di puncak pada pukul 5 pagi. Sementara Surya dan 3 orang lainnya belum sampai bahkan hingga pukul 12 siang. Ternyata, mereka sempat berpapasan di jalan pada pukul setengah 2 siang. Tim pertama yang sebelumnya telah sampai puncak pun mengajak Surya dan 3 orang tersebut turun karena tampaknya cuaca kurang bersahabat sehingga berpotensi hujan dan segera gelap. Tapi, yang ikut turun hanya satu orang. Surya dan kedua orang lainnya yang tetap mendaki pun akhirnya sampai di puncak pada pukul 2 siang. Dua orang lainnya tersebut turun mengikuti rombongan yang lain melalui jalur Cibodas sementara Surya terus jalan melewati jalur Gunung Putri. Surya pun sempat mengantar 2 orang temannya yang turun terlebih dahulu tersebut. Sayangnya, pertemuan tersebut adalah pertemuan terakhir mereka karena Surya tidak kunjung kembali. Saat melakukan pencarian pun, bukan Surya yang ditemukan melainkan beberapa jasad pendaki lainnya yang hilang sebelum Surya. 



Gagah Pribadi 


Hilangnya pendaki berikutnya terjadi pada tahun 1985. Saat itu, pendaki bernama Gagah Pribadi dan ketiga temannya telah mencapai puncak Gunung Slamet dan bergegas untuk turun. Namun, terjadi sebuah insiden yang menyebabkan Gagah meninggal dunia. Satu orang pun memutuskan untuk turun dan memanggil bantuan sementara 2 orang sisanya tetap di atas menjaga jasad Gagah. Namun, satu orang tersebut tampaknya tersesat karena tidak kunjung kembali. Dua orang yang menjaga jasad Gagah pun berinisiatif untuk turun juga demi mencari bantuan. Akhirnya, mereka berhasil membawa tim penyelamat untuk melakukan proses evakuasi. Akan tetapi, jasad Gagah saat itu tidak ditemukan di tempat sebelumnya. Jasadnya hilang begitu saja seperti ditelan bumi. 



Alvi Kurniawan 


Alvi Kurniawan yang berasal dari Desa Mejing, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang dilaporkan hilang saat mendaki puncak gunung Lawu pada tanggal 31 Desember 2018 lalu. Humas Basarnas Pos Surakarta menyatakan bahwa Alvi hilang ketika menyetujui ajakan balapan menuju puncak oleh seorang wanita pendaki asal Wonosobo. Alvi pun mendaki bersama dengan 6 rekannya. Namun, saat tiba di Pasar Dieng pukul 12 lewat, wanita yang mengajukan ide balapan tersebut justru malah kelelahan. Alvi pun memutuskan untuk tetap mendaki menuju puncak meskipun seorang diri. Sejak saat itu, Alvi pun dikabarkan hilang oleh Wahyu Chandra yang juga merupakan rekan Alvi sesama pendaki. Pencarian pun segera dilakukan namun dihentikan pada tanggal 8 Januari 2019 sesuai prosedur pencarian orang hilang. Gunung Lawu yang sebelumnya ditutup juga kembali dibuka setelah 3 hari kemudian namun pencarian tetap dilanjutkan selama 23 hari bersama dengan keluarga Alvi yang turut datang ke Gunung Lawu pada tanggal 22 Januari 2019. Kemudian pada tanggal 24 Januari 2019, pencarian dinyatakan telah berhenti secara total setelah keluarga Alvi memutuskan untuk mengikhlaskannya. 



Galih Andika 


Misteri hilangnya pendaki yang selanjutnya adalah Galih Andika. Ia terpisah dari rekannya saat dalam perjalanan dari puncak ke kampung Lembanna pada hari Minggu, tanggal 19 Februari 2019. Galih pun telah dinyatakan hilang namun sang ayah tercinta tetap setia menunggu Galih untuk ditemukan. Sri yang merupakan ibu kandung Galih pun memberi kesaksian bahwa ia terakhir kali bertemu dengan Galih pada tanggal 8 Februari 2019 ketika anaknya tersebut memohon izin untuk mendaki. Seusai melaksanakan sholat jumat, Galih beranjak menuju jalur pendakian bersama dengan dua orang rekannya. Sayangnya, Galih belum ditemukan lagi sejak saat itu. Pencarian pun telah dilakukan pada tanggal 11-17 Februari namun tidak membuahkan hasil apapun. Setelah 3 bulan lamanya, Galih akhirnya ditemukan namun dalam kondisi sudah tidak bernyawa dan tinggal tulang belulangnya saja, tepatnya pada tanggal 21 Mei 2019 di hulu tenggara Sungai Gunung Bawakaraeng, Gowa, Sulawesi Selatan. 



Ansar, Cakra Pradita, dan Jumadil Askar


Pada tahun 2010, 5 orang pendaki yang merupakan anggota kelompok pecinta alam yang sama mulai bertolak menuju Gunung Kambuno. Mereka mengambil jalur yang melewati Desa Malimbu dan Dusun Mangkaluku. Mereka pun tercatat memulai perjalanan menuju puncak tepatnya pada tanggal 31 Januari 2010 dan dijadwalkan untuk kembali pada tanggal 7 Februari 2010. Akan tetapi, ditunggu hingga tanggal 10 Februari 2010, tidak ada yang kunjung pulang. Hari itu juga pelaporan orang hilang pun dilakukan. Tim SAR saat itu hanya menemukan perlengkapan berupa tas punggung, tenda, bekal makanan, dan juga telepon genggam, tepatnya di sebuah pos pada tanggal 13 Februari 2010. Namun, satu bulan kemudian tepatnya pada tanggal 4 Maret 2010, saat sore menjelang malam, warga sekitar dikejutkan oleh kemunculan 2 orang pendaki yang sebelumnya menghilang. Mereka adalah 2Puja Saputra dan Achmad Pasau. Mereka berdua ditemukan dalam kondisi selamat di sebuah desa yang berjarak puluhan kilometer dari Gunung Kambuno tempat merka dulu sempat hilang. Mereka pun menyatakan bahwa sempat tersesat dan terpisah dari 3 orang teman lainnya, yaitu Ansar, Cakra Pradita, dan Jumadil Askar ketika berjalan menuruni puncak. Tujuh bulan kemudian, tepatnya 6 Oktober 2010, dua dari tiga orang lainnya yang masih hilang ditemukan oleh warga setempat di sebuah desa, namun dengan kondisi yang hanya tinggal tulang kerangka. Ternyata berita pendaki yang hilang telah banyak terdengar sejak beberapa tahun silam. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari cuaca buruk, tersesat, dan faktor-faktor lainnya yang juga belum diketahui secara pasti. Namun, satu hal yang pasti, pendakian sangat membutuhkan persiapan yang matang demi menjaga keselamatan hingga kembali pulang. Jadi, bagi kamu yang juga gemar mendaki, jangan sampai melupakan perlengkapan dan persiapan tersebut. Tetap hati-hati dan ikuti arahan pemandu agar aman dan selamat sampai kembali ke tempat pulang. 


TAG